Tiga Golongan Manusia Pasca Ramadhan
Pertama
Innalhamdalillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh. Wa
na’udzubillahiminsyururi anfusina wa min sayyiaati ‘amalina. Mayyahdihillah
fala mudillalah. Wa mayyudlil fala hadiyallah. Wa Asyhadu alla ilaaha illalloh
wahdahu la syarikalah. Wa Asyhadu Anna muhammadan abduhu wa rosuluh.
Shollollohu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa
ashabihi wa man tabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin wa sallam taslima.
Faya
Ayyuhal Hadirun, usiikum wa nafsih bi takwalloh wa to atihi la allakum turhamun
Qoolalloohu ta’ala fil Qur’anil qarim :
‘audzubillahiminasyaithonirrojim bismillahirrohmanirrohim.
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ
أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ -٦٠-
[23:60] Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan
hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali
kepada Rabb-mereka). (QS. Al Mukminun (23) : 60)
Marilah kita panjatkan puji
syukur kita kepada Allah …….
Tak lupa khotib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada
hadirin sidang jum’at marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita
kepada Allah……
Hadirin sidang jum’at yang
dirahmati Allah SWT
Ramadhan telah berlalu, muslimin wal muslimat merayakan
kemenangannya. Dan disinilah sifat manusia akan terlihat pasca ramadhan. Ada
beberapa golongan bagi orang yang sudah melewati bulan riyadoh, bulan latihan :
Pertama: golongan
yang tetap berada di atas kebaikan dan taat, maka tatkala bulan Ramadhan tiba,
mereka menyingsingkan lengan baju mereka, melipat gandakan kesungguhan mereka,
dan menjadikan Ramadhan sebagai ghanimah Rabbaniyah (harta rampasan
perang karunia Allah SWT), kedudukan mereka bertambah tinggi di surga dan
semakin jauh dari neraka.
Mereka menyadari bahwa tidak ada acara santai bagi mereka
kecuali di bahwa pohon thuba (surga), maka mereka mengerahkan jiwa ini di dalam
ketaatan kepada Allah SWT.
Mereka menyadari sesungguhnya
amal shaleh tidak hanya terbatas di bulan Ramadhan, maka kamu tidak melihat
mereka kecuali puasa satu tahun. Mereka selalu puasa enam hari di bulan Syawal,
puasa hari Kamis dan Senin serta pada hari-hari putih. Air mata selalu
membasahi pipi mereka di tengah malam, dan di waktu sahur, istighfar mereka
melebihi orang-orang yang penuh dosa. Mereka hidup di antara rasa khauf
(khawatir/takut) dan raja` (mengharap), dan kondisi mereka adalah
seperti yang difirmankan Allah SWT:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى
رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ -٦٠-
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati
yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada
Rabb-mereka. (QS. Al Mukminun (23) : 60)
Dan di dalam
as-Sunan, dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: 'Rasulullah SAW
membaca ayat ini, lalu aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah mereka
orang-orang yang mencuri, berzinah, meminum arak, dan mereka takut kepada Allah
SWT.' Rasulullah SAW bersabda:
لاَ يَابْنَةَ الصَّدِّيْقِ ,وَلكِنَّهُمْ
قَوْمٌ يُصَلُّوْنَ وَيَصُوْمُوْنَ وَيَتَصَدَّقُوْنَ وَيَخَافُوْنَ أَنْ يَرُدَّ
اللهُ عَلَيْهِمْ ذلِكَ.
'Tidak wahai putri ash-Shiddiq, akan tetapi
mereka adalah orang-orang yang selalu puasa, shalat, bersedakah, dan merasa
takut bhw Allah tidak akan menerima semua itu.'
Merekalah orang-orang yang diterima. Merekalah
orang-orang yang terdahulu (Sabiquun). Merekalah orang-orang yang
memerdekakan jiwa mereka dan putih catatan amal ibadah mereka. Maka sangatlah
beruntung, kemudian sangat beruntung bagi mereka.
Hadirin sidang jum’at yang
dirahmati Allah SWT
Kedua: Golongan
yang sebelum Ramadhan berada dalam kelalaian, lupa, dan bermain. Maka tatkala
tiba bulan Ramadhan, mereka tekun beribadah, puasa dan shalat, membaca
al-Qur`an, bersedekah, air mata mereka berlinang, dan hati mereka khusyu', akan
tetapi setelah Ramadhan berlalu mereka kembali seperti semula, kembali kepada
kelupaan mereka, kembali kepada dosa mereka.
Maka kita katakan kepada mereka:
Barangsiapa yang menyembah
Ramadhan maka Ramadhan itu mati dan barangsiapa yang menyembah Allah SWT maka
sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak
pernah mati. Sesungguhnya Yang menyuruhmu beribadah di bulan Ramadhan Dia-lah
yang menyuruhmu beribadah di luar bulan Ramadhan.
Wahai orang yang kembali kepada dosa-dosamu, maksiatmu,
dan kelalaianmu: perlahanlah sebentar, berfikirlah sejenak.
Bagaimana engkau kembali
kepada keburukan, dan bisa jadi Allah SWT telah membersihkan engkau darinya.
Bagaimana engkau kembali
kepada perbuatan maksiat, kemungkinan Allah SWT telah menghapusnya dari catatan
amal perbuatanmu.
Apakah Allah SWT memerdekakan engkau dari neraka lalu
engkau kembali kepadanya. apakah Allah memutihkan catatan amalmu dari segala dosa dan engkau
kembali menodainya?
Aaah, andaikan engkau mengetahui, maksiat apakah yang
engkau terjerumus di dalamnya. Aaah, andaikan engkau mengetahui, bala apakah
yang menimpamu. Sungguh telah mengganti kedekatakan menjadi jauh, kecintaan
menjadi kebencian.
Hati-hatilah, janganlah
engkau menjadi seperti wanita yang menghancurkan tenunannya setelah menjadi
kuat.
Janganlah engkau
menghancurkan sesuatu yang telah engkau bangun. Janganlah engkau menodai
sesuatu yang telah engkau putihkan. Janganlah engkau kembali kepada kelupaan
dan maksiat. Demi Allah, sesungguhnya engkau tidak membahayakan kecuali kepada
dirimu sendiri.
Wahai hamba Allah,
sesungguhnya engkau tidak mengetahui kapan engkau meninggal dunia.
Maka hati-hatilah bahwa
kematian mendatangimu, sedangkan engkau telah kembali kepada perbuatan dosa dan
maksiat.
Maka rubahlah keadaanmu,
tinggalkanlah dosa-dosamu, menghadaplah kepada Rabb-mu sehingga Allah SWT
menghadap kepadamu.
Barokallohu li walakum…
Kedua
Alhamdulillahirobbil Alamin Wassholatu Wassalamu ‘Ala Ashrafil Ambiyai
wal mursalin wa ala alihi wa sohbihi ajmain.
Amma ba’du : Ya Ayyuhalladzina A’manut Taqulloha Haqqo tu qotihi wala
tamutunna illa wa antum muslimun.
مَّنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدي لِنَفْسِهِ
وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلاَ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولاً -١٥-
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka
sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri, dan
barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi dirinya sendiri. Dan
seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan
mengadzab sebelum Kami mengutus seorang Rasul. (QS. Al
Israa : 15)
Hadirin sidang jum’at yang
dirahmati Allah SWT
Ketiga: Golongan
yang datang dan perginya Ramadhan, kondisi mereka sama seperti keadaan mereka
sebelumnya. Tidak ada sesuatu pun yang berubah dari mereka. Tidak ada perkara
yang berganti. Bahkan, kemungkinan dosa mereka bertambah, kesalahan mereka
menjadi lebih besar, catatan amal mereka bertambah hitam, dan leher mereka
bertambah menyala ke neraka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar
merugi. Mereka hidup seperti kehidupan
binatang. Mereka tidak mengenal untuk apa mereka diciptakan, terlebih-lebih
mengenal kebesaran dan kehormatan Ramadhan. Sungguh, aku mendengar –demi Allah-
salah seorang dari mereka bersenang-senang dan terang-terangan tidak puasa di
siang hari di bulan Ramadhan. Untuk golongan seperti ini tidak ada daya kecuali
mendoakan mereka agar bertaubat yang nashuha, taubat yang tulus, dan
barangsiapa yang bertaubat niscaya Allah SWT menerima taubatnya.
Hadirin sidang jum’at yang
dirahmati Allah SWT
Itulah golongan pasca ramadhan, mudah-mudahan kita
termasuk ke dalam golongan pertama yang selalu istiqomah dalam menjalankan
segala aktivitas baik yang wajib maupun yang sunah dan berusaha sekuat tenaga
untuk bisa menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT, karena bulan riyadoh
tidak hanya pada bulan ramadhan saja, tetapi 11 bulan yang lain juga
membutuhkan perhatian dari kita semua.
Innalloha wa malaikatahu yu sholluna
‘alannabiy. Yaa ayyuhalladzina amanu shollu ‘alaihi wasallima taslima.
Allohummaghfirlil mu’minina wal mu’minat wal
muslimina wal muslimat al ahya iminhum wal amwat birohmatika ya
arhamamarrohimin.
Robbana dzolamna anfusana wa illam
taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khosirin.
Robbana la tujig kulubana ba’da id hadaytana
wa hablana mil ladunka rohmatan innaka antal wahhab.
Robbij’alni mukimasholati wamin dzurriyati
robbana wa taqobbal du’a.
Robbanaghfirli wali walidayya walil mu’minina
yauma yakumul hisab.
Robbana atina fiddunya hasanah wafil ahiroti
hasanah wakina azabannar.
Subbhana robbika robbil ijjati amma ya sipun wassalamun
‘alal mursalin wal hamdulillahirobbil alamin.
Comments
Post a Comment